Untuk Memudahkan Para Lansia, Makanan Lunak Dicetak dengan Bentuk 3D
source: 3Ders.org |
Dyspaghia banyak dialami lansia serta para penderita kanker dan stroke. Bagi mereka, kesulitan menelan bisa menghilangkan nafsu makan yang menyebabkan kekurangan gizi. Bahkan efeknya bisa fatal karena makanan bisa masuk ke paru-paru.
![]() |
source: livestrong.com |
Lapisannya tak terlihat, namun cukup kuat sehingga makanannya tak roboh. Hasilnya terlihat seperti makanan biasa dengan rasa yang sama. Namun dengan kombinasi SeneoPro Texturizers rahasia, tekstur makanan yang terlihat kokoh ternyata lumer di mulut.
"Makanan lunak ini dibuat dari bahan-bahan segar, jadi rasanya tak berubah. Printer tak bisa menyesuaikan rasa, hanya bentuknya," ujar manajer proyek Biozoon, Sandra Forstner.
Untuk tahap awal, ada enam makanan yang tersaji dalam bentuk lunak, yakni sayuran (kembang kol dan kacang polong), daging (ayam dan babi), serta karbohidrat (kentang dan pasta). Nantinya makanan lain akan dilibatkan untuk dicek apakah bisa diproduksi dengan printer 3D.
![]() |
source: 3dprinting |
Smoothfood diproduksi di sebuah pabrik di Nijmegen, Belanda, lalu diantarkan kepada konsumen. Namun, Forstner tak menutup kemungkinan nantinya makanan lunak ini juga bisa diproduksi sendiri di panti jompo.
Proyek yang dinamakan PERFORMANCE (Personalised Food Using Rapid Manufacturing for The Nutrition of Elderly Consumers) ini adalah kerja sama Biozoon dengan konsorsium yang terdiri dari 14 perusahaan dari lima negara Eropa. Uni Eropa menggelontorkan 3 juta euro (Rp 48 miliar) untuk mengembangkan proyek ini.
Bagaimanapun juga, konsep Smoothfood menghadapi kendala. Makanan lunak biasa memerlukan waktu, tenaga, dan biaya yang lebih sedikit dibanding Smoothfood, sehingga banyak panti jompo enggan beralih.
Namun, koordinator proyek PERFORMANCE dan pemilik Biozoon-SeneoPro Texturizers Mathias Kuck optimis proyeknya akan sukses. Sebab, makanan yang tampak menarik dari tampilan dan rasa akan membuat para lansia jadi ingin makan lagi.
"Karena itulah PERFORMANCE ingin mengangkat konsep Smoothfood dan mengindustrialisasinya. Dengan begitu, kita bisa memangkas biaya dan menyediakannya untuk penggunaan di rumah," tambahnya.
Sumber: food.detik.com
Saat ini di pasar Indonesia sudah terdapat alat dan bahan pendukung untuk pembuatan makanan untuk penderita dysphagia, yang dihadirkan oleh, Molecular Gastronomy Indonesia selaku salah satu pelopor hadir nya molecular gastronomy di pasar Indonesia.
Dengan salah satu produk unggulan nya yaitu SeneoPro Texturizers, dengan harapan dapat menjawab segala kebutuhna makanan para penderita dysphagia untuk memperbaiki kehidupan penderita demensia, penyakit parksinson, ALS, kanker, dan kondisi medis lainnya yang menyulitkan mereka untuk makan.
Comments
Post a Comment